Menjalin Kerja Sama Internasional untuk Pengembangan Panas Bumi yang Berkelanjutan di 2025 New Zealand Geothermal Week

Sep 25, 2025

Setelah berjalan selama hampir satu tahun, Kegiatan Program Kerjasama Panas Bumi Indonesia-Aotearoa (PINZ) berkesempatan untuk ikut serta dalam konferensi dan seminar panas bumi berskala global, 2025 New Zealand Geothermal Week (NZGW) yang diadakan di Rotorua, Selandia Baru pada tanggal 28 Juli – 2 Agustus 2025. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, para ahli dan pemimpin industri, akademisi, serta perwakilan masyarakat adat yang bertemu untuk berbagi pengetahuan dan praktik baik, serta menjajaki peluang untuk mendorong pengembangan sektor panas bumi berskala global.

Pada kesempatan ini, PINZ serta perwakilan Pemerintah Indonesia juga memaparkan tentang perjalanan sektor panas bumi Indonesia dan kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru di sektor tersebut. Selain itu, PINZ juga bertemu dengan para pemangku kepentingan untuk bertukar ilmu dan menggali potensi kegiatan kerja sama di bawah payung kemitraan kedua negara, termasuk dengan para pelaku industri di Selandia Baru, untuk menghadirkan pengelolaan energi panas bumi yang berkelanjutan dan inklusif.

Salah satu highlight dari keikutsertaan dalam 2025 NZGW adalah pemaparan dari Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia di sesi NZGA Winter Seminar. Prof. Eniya membahas tentang kemitraan Indonesia dan Selandia Baru yang telah berlangsung lebih dari lima dekade, menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk memanfaatkan potensi energi panas bumi untuk tercapainya tujuan penggunaan energi bersih dan berkelanjutan. Pada kesempatan ini Prof. Eniya juga mengundang komunitas panas bumi dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam the 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) yang diadakan bulan September 2015 – sebuah konferensi yang merefleksikan semangat Indonesia untuk memperdalam kolaborasi internasional.

Presentasi dari Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Republik Indonesia di sesi NZGA Winter Seminar (Foto: PINZ).

Presentasi dari Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Republik Indonesia di sesi NZGA Winter Seminar (Foto: PINZ).

Melanjutkan pemaparan tersebut, PINZ kemudian menceritakan tentang kemitraan dua arah yang unik antara Selandia Baru dan Indonesia. Pada kesempatan tersebut, para technical advisor PINZ memaparkan bagaimana PINZ yang dijalankan di bawah kemitraan kedua negara ini memberikan pembelajaran dua arah, di mana Selandia Baru belajar dari sumber daya energi panas bumi Indonesia yang berskala besar, serta bagaimana kolaborasi yang saat ini dijalankan melalui PINZ memberikan dukungan kebijakan dan regulasi, bantuan teknis, serta peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor panas bumi Indonesia.

Pemaparan tentang kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru serta program PINZ di NZGA Winter Session (Foto: PINZ).

Pemaparan tentang kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru serta program PINZ di NZGA Winter Session (Foto: PINZ).

PINZ juga memaparkan bagaimana kemitraan tersebut telah ikut mendorong berkembangnya industri panas bumi komersial yang lebih luas di Selandia Baru, tidak hanya lewat kerja sama dengan Indonesia tetapi juga dengan negara-negara lain. Diskusi tersebut juga mengeksplorrasi peluang baru untuk mendorong pengembangan sektor panas bumi di Indonesia, terutama dalam bidang panas bumi suhu rendah, slimhole drilling, serta pemanfaatan langsung (direct use) dari energi panas bumi. Presentasi dari Pemerintah Indonesia dan PINZ mendapatkan tanggapan yang positif dari para peserta yang hadir. Para peserta menyampaikan bagaimana kolaborasi tersebut telah mendorong terjadinya interaksi antar komunitas panas bumi dalam skala yang lebih luas.

Selama berlangsungnya rangkaian kegiatan NZGW 2025, PINZ bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan dari industri panas bumi di Selandia Baru, termasuk para developer, konsultan, dan mahasiswa. PINZ juga bertemu dengan kontingen Māori dan bertukar ilmu tentang bagaimana Selandia Baru melakukan pengelolaan lokasi panas bumi secara berkelanjutan.

Following the presentation from the Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources, in a heartfelt exchange, PINZ Strategic Advisor Pak Ahmad Yuniarto met with the Māori Contingent to discuss the social inclusion challenges and opportunities in both Indonesia and New Zealand (Photo: PINZ).

Following the presentation from the Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources, in a heartfelt exchange, PINZ Strategic Advisor Pak Ahmad Yuniarto met with the Māori Contingent to discuss the social inclusion challenges and opportunities in both Indonesia and New Zealand (Photo: PINZ).

Selain mengikuti 2025 NZGW, dalam kesempatan ini, tim dari PINZ juga mengunjungi pabrik pembuatan kertas yang menggunakan tenaga panas bumi di Kawerau untuk belajar secara langsung tentang pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Kunjungan ini membuka peluang untuk mengembangkan industri panas bumi skala kecil, sebuah strategi pengembangan yang dapat menjadi inspirasi bagi pelaksanaan program PINZ maupun Indonesia, untuk melengkapi pengembangan skala besar yang saat ini telah dilakukan.

NZGW 2025 lebih dari sekadar konferensi — acara ini menjadi platform dinamis untuk pembelajaran dua arah, di mana Indonesia menyampaikan kepada forum internasional tentang perjalanan pengelolaan energi panas bumi yang luar biasa serta keberhasilan kemitraan Indonesia-Selandia Baru, sekaligus mendapatkan pengetahuan yang berharga tentang praktik terbaik berskala global untuk mendorong pengembangan panas bumi yang berkelanjutan dan inklusif.

Artikel Terkait