Memberdayakan Transisi Energi Indonesia: Komitmen untuk Pengembangan Tenaga Kerja Panas Bumi

Apr 22, 2025

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar, termasuk energi panas bumi yang memegang peranan penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Seiring dengan target Indonesia untuk mencapai net zero emission (NZE) di sektor energi pada tahun 2060, transisi besar menuju energi bersih menjadi hal yang sangat penting. Transisi ini tidak hanya bergantung pada kemajuan teknologi, tetapi juga pada ketersediaan sumber daya manusia yang terampil. Berlandaskan hal tersebut, Kegiatan Program Kerjasama Panas Bumi Indonesia-Aotearoa (PINZ) berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kapasitas dan keahlian tenaga kerja di sektor panas bumi.

Komitmen ini diwujudkan melalui salah satu fokus komponen program PINZ, yaitu peningkatan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja di sektor panas bumi. Untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran keahlian dalam pengembangan tenaga kerja di sektor ini, PINZ aktif mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta mitra pembangunan lainnya.

Partisipasi dan Kehadiran dalam Kegiatan Pengembangan Tenaga Kerja

Pada bulan September 2024, PINZ turut menghadiri peluncuran the 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Setelah peluncuran tersebut, PINZ juga berpartisipasi dalam rangkaian seminar yang diselenggarakan oleh BPSDM terkait sumber daya manusia, antara lain Seminar Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060 Sektor Listrik: Kebijakan, Infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia untuk Masa Depan Berkelanjutan pada Oktober 2024; Seminar Peluang dan Tantangan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Sektor Energi Baru dan Terbarukan serta Konservasi Energi Menuju NZE 2060 pada November 2024; dan Seminar Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Indonesia untuk Mempercepat Inventarisasi dan Pemanfaatan Potensi pada Desember 2024.

Sejalan dengan tujuan tersebut, PINZ juga menghadiri Lokakarya Pemangku Kepentingan “Specialized Workforce for Indonesia’s Future Transition Energy (SWIFT)” yang diselenggarakan pada 19 Februari 2025. Acara ini diorganisir oleh BPSDM melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), bekerja sama dengan Southeast Asia Energy Transition Partnership (ETP) UNOPS. Lokakarya ini mengumpulkan para pemangku kepentingan utama untuk membahas masa depan tenaga kerja energi Indonesia.

Dalam lokakarya tersebut, perwakilan dari NEYEN, Swiss German University, dan The Purnomo Yusgiantoro Center mempresentasikan hasil studi mereka berjudul “Specialized Workforce Development to Support the Energy Transition in Indonesia: Review of Institutional Roles and Governance Mechanisms.” Studi ini bertujuan menjembatani kesenjangan tenaga kerja di industri rendah karbon dengan mengembangkan sistem transfer keterampilan dan program pelatihan khusus. Dengan mengadopsi praktik terbaik global, studi ini menjabarkan peran kelembagaan dan mekanisme tata kelola yang diperlukan untuk transisi Indonesia menuju tenaga kerja energi yang terampil dan berkelanjutan.

Hasil studi menunjukkan bahwa pekerjaan hijau saat ini hanya mencakup 2,62% dari total tenaga kerja Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan intervensi kebijakan untuk memperluas sektor pekerjaan hijau ini dan mengurangi dampak sosial-ekonomi. Meskipun berpotensi menciptakan 1,12 juta pekerjaan hijau, tantangan sistemik masih menghambat pertumbuhan tenaga kerja, sehingga diperlukan respons terkoordinasi dari seluruh pemangku kepentingan.

Untuk membantu menjawab tantangan tersebut, studi ini menawarkan enam rekomendasi kebijakan dan teknis utama yang bertujuan meningkatkan daya adaptasi tenaga kerja dan mendorong kolaborasi kelembagaan. Rekomendasi tersebut meliputi peningkatan kualitas koordinasi kelembagaan dan pengurangan program yang terfragmentasi; peningkatan sistem data untuk perencanaan tenaga kerja; peningkatan kualitas dan kapasitas lembaga pelatihan dalam perencanaan tenaga kerja; optimalisasi proses penyusunan standar sertifikasi; pemaksimalan akses dan kapasitas regional; serta peningkatan inklusivitas dalam perencanaan tenaga kerja jangka panjang.

Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas Tenaga Kerja Panas Bumi Sebagai Salah Satu Fokus Dukungan PINZ

Temuan tersebut sejalan dengan komitmen PINZ untuk mendukung pengembangan energi panas bumi Indonesia sebagai bagian dari strategi mencapai NZE pada 2060. Salah satu bidang kerja PINZ berfokus pada peningkatan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja panas bumi. Inisiatif ini akan memfasilitasi pelatihan vokasi bagi teknisi dan operator pembangkit panas bumi di politeknik terpilih di Indonesia, dengan mengembangkan keberhasilan dukungan sebelumnya. Dukungan ini juga akan diberikan dalam bentuk pelatihan singkat dan lokakarya kelompok terkait panas bumi yang diselenggarakan di Indonesia untuk mengatasi tantangan yang ada dan memperkenalkan materi baru yang relevan.

Temuan dari studi di atas memberikan wawasan berharga bagi PINZ dalam mengidentifikasi tantangan yang berkaitan dengan dinamika pasar tenaga kerja dan agenda transisi energi Indonesia. Rekomendasi ini menjadi kerangka panduan bagi PINZ, terutama dalam mendorong kolaborasi multi-pemangku kepentingan, meningkatkan pengembangan kapasitas penyedia pelatihan, memperbaiki akses pelatihan, mengimplementasikan model pembelajaran, serta mengintegrasikan kesetaraan gender, akses regional, dan inklusi sosial dalam perencanaan tenaga kerja.

Melalui upaya ini, PINZ berharap dapat berkontribusi dalam kolaborasi meningkatkan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja di sektor panas bumi, mendukung tercapainya target transisi energi Indonesia, yang pada akhirnya berkontribusi pada masa depan energi yang berkelanjutan dan tangguh.

Artikel Terkait