Membangun Masa Depan Inklusif: Memperkuat Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial di Pengembangan Panas Bumi Indonesia

Apr 28, 2025

Energi panas bumi menghadirkan potensi yang menjanjikan untuk pengembangan energi bersih dan terbarukan, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia. Menurut Rencana Umum Energi Nasional, Pemerintah Indonesia menargetkan pemanfaatan hingga 5.799 megawatt (MW) energi panas bumi pada tahun 2030 dan pengembangan sebesar 17,6 gigawatt (GW) pada tahun 2050, yang mewakili 59 persen dari sumber daya panas bumi Indonesia.

Sektor panas bumi memiliki potensi memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat lokal, termasuk kelompok perempuan. Sebagai contoh, pemanfaatan langsung panas bumi untuk pengeringan kopi di lokasi proyek pengembangan panas bumi Kamojang, Jawa Barat, telah menunjukkan manfaat nyata. Namun, masih terdapat berbagai tantangan dalam melibatkan perempuan dan kelompok marginal secara penuh di semua fase proyek pengembangan panas bumi. Akses dan kesempatan bagi kelompok-kelompok ini masih terbatas. Untuk mendorong pembangunan yang adil, sangat penting memprioritaskan inklusi mereka agar semua pihak dapat menikmati manfaat sumber daya terbarukan ini.

Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Pengembangan Panas Bumi

Pengembangan panas bumi sering menghadapi hambatan, diantaranya terkait perizinan, keberlanjutan lingkungan, dan kekhawatiran masyarakat mengenai mata pencaharian lokal. Kelompok perempuan, sering kali mengungkapkan kekhawatiran khusus tentang dampak proyek panas bumi terhadap sumber air vital, yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga. Oleh karena itu, inisiatif panas bumi tidak hanya harus fokus pada produksi energi, tetapi juga mengutamakan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, kita perlu memahami pentingnya partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan dalam proses pemanfaatan panas bumi.

PINZ Mendorong Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam Pengembangan Panas Bumi

Melalui seluruh program kerjanya, Kegiatan Program Kerjasama Panas Bumi Indonesia-Aotearoa (PINZ) mendorong pendekatan yang lebih inklusif dalam pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Dengan mengedepankan strategi pengarusutamaan Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GSI), PINZ berfokus pada penguatan kepemimpinan perempuan, penyusunan kebijakan yang responsif gender, pemberdayaan ekonomi perempuan, memastikan akses yang adil bagi kelompok marginal, serta integrasi GSI dalam setiap operasional kegiatan.

Pendekatan programatik terhadap GSI pun diterapkan dalam setiap inisiatif terkait panas bumi yang dilaksanakan. Hal ini dicapai melalui integrasi strategi GSI dalam seluruh fase program mulai dari perencanaan hingga pemantauan, bukan hanya dalam aktivitas sekali waktu (one-off). Komitmen ini menegaskan pentingnya dampak jangka panjang dibanding hasil jangka pendek, yang merefleksikan komitmen dukungan Selandia Baru yang berkelanjutan untuk sektor panas bumi Indonesia. Intervensi utama GSI ini meliputi peningkatan partisipasi pelatihan perempuan, pemberian dukungan bagi perempuan, dan pengembangan inisiatif yang sensitif gender. Dengan mengadopsi praktik-prakti baik yang adai di Indonesia dan pengalaman dari Selandia Baru, PINZ berharap hal ini mampu memberikan akses yang lebih luas lagi bagi masa depan pengembangan panas bumi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pengarusutamaan GSI Bersama Pemangku Kepentingan

Dalam pelaksanaan strategi GSI, PINZ akan melibatkan para pemangku kepentingan melalui konsultasi rutin, lokakarya bersama, kolaborasi pengembangan kebijakan, berbagi dan analisis data, desain proyek yang sensitif terhadap GSI, pembangunan kapasitas untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemantauan hasil, keterlibatan dalam forum industri, praktik bisnis yang responsif GSI, dan promosi kepemimpinan perempuan. Selain itu, pelibatan ini juga mencakup kemitraan dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan yang inklusif GSI, dukungan beasiswa dan pendampingan bagi perempuan dan kelompok marginal, serta kolaborasi dalam riset dan diseminasi pengetahuan di sektor panas bumi.

Menerapkan strategi pengarusutamaan GSI yang kuat adalah hal sangat penting, tidak hanya untuk mendorong kesetaraan gender dan inklusi sosial, tetapi juga untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan sektor panas bumi Indonesia secara keseluruhan. Dengan memperkuat suara beragam pihak, kita dapat membangun sektor yang lebih adil dan tangguh yang memberikan manfaat bagi semua.

Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dalam PINZ

PINZ telah mengarusutamakan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam tim manajemen proyeknya. Hal ini salah satunya tercermin dalam tim manajemen dan spesialis program PINZ, yang mana jumlah perempuan setidaknya sama banyak dengan laki-laki. Upaya-upaya seperti ini juga dilakukan di semua komponen dan aktivitas yang dilaksanakan PINZ, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Kegiatan-kegiatan PINZ di masa mendatang pun akan berfokus pada pengarusutamaan pendekatan GSI, dengan secara aktif mendorong partisipasi yang lebih besar dari perempuan dan kelompok marginal lainnya. Selain itu, PINZ akan mengadvokasi integrasi kesetaraan gender dan inklusi sosial ke dalam kebijakan dan dukungan perencanaan panas bumi yang diberikan kepada mitranya. PINZ berharap intervensi yang terarah ini dapat semakin memajukan kesetaraan gender dan inklusi sosial di sektor panas bumi Indonesia.

Artikel Terkait